Hadapi Covid-19 (Virus Corona), Mari Baca Doa Qunut Nazilah


Doa Qunut Nazilah seringkali dibaca ketika terjadi bencana kemanusiaan. Saat ini juga terjadi bencana non alam yang cukup menyita perhatian umat manusia. Karena yang diserang bukan hanya negara tertentu, etnis tertentu, tapi semua bisa terkena. Virus Corona atau Covid-19.

Hadapi Covid-19 (Virus Corona), Mari Baca Qunut Nazilah

Berikut ini ada DOA QUNUT NAZILAH yang disusun oleh  HADLRATU ROIS AKBAR NAHDLOTUL ULAMA HADLRATUSSYAIKH MUHAMMAD HASYIM ASY'ARI TEBUIRENG JOMBANG

Sebaiknya juga kita semua baca disaat wabah Covid-19 sedang merebak ini. InsyaAllah kita selalu diberikan kesehatan, panjaaaang umur dan hidup yang barokah.



Ini bagian dari Ikhtiar dan Berdoa !!

Tidak usah terlalu takut dan panik yang berlebihan, rileks dan santai aja. InsyaAllah bi Idznillah tetap sehat segar bugar tiada kurang suatu apapun, mari syukuri nikmat yang Allah berikan ini...

Pondok 
Pesantren Al Aula Kombangan tetap melaksanakan kegiatan KBM & Ngaji Kitab setiap hari (tidak ada libur) tetap normal sebagaimana biasa, rutinitas wiridan amalan membaca Surat Yaasiin (Ba'da Isya+Ayat Kursi-Shalawat Nariyah), Ba'da Shubuh (Surat Ar Rahman+Waqi'ah+Ayat Kursi+Shalawat Nariyah), Ba'da Dhuhur (Surat Al Mulk/Tabarok+AyatKursi+Shalawat Nariyah), Ba'da Ashar (Ayat Kursi+Shalawat Nariyah), Ba'da Maghrib (Ayat Kursi+Shalawat Nariyah). Wiridan amalan ini selalu dibaca tiap hari, Alhamdulillah sudah berjalan 7 tahun berjalan ini. 

Copas 

LOCKDOWN 

Sebenarnya saya sdh males menulis ttg Corona, tapi berhubung virus ini dijadikan alat propaganda politik sebagian orang yang menghendaki Indonesia "chaos" maka saya harus tetap menulis dan menyampaikan argumen. Orang - orang yang teriak "LockDown" itu sebenarnya ngerti dampak yang di timbulkan apa tidak? Gambarannya seperti ini, semua orang dilarang keluar rumah kecuali urgent, diberlakukan jam malam, sekolah tutup, kantor tutup, pabrik tutup, fasilitas publik dibatasi aksesnya, pemerintah harus mensuplai kebutuhan pokok 270 juta jiwa selama minimal 3 bulan (seperti Wuhan - China yang menghabiskan dana 20.000 T - silahkan koreksi jika salah), aktifitas kumpul - kumpul dilarang, tempat ibadah tutup, shalat jamaah dilarang, perayaan keagamaan dilarang, Jumatan dilarang, arisan dilarang, RTnan dilarang, dll. Lalu apa yang terjadi? 

1. Distribusi sembako mandeg, akhirnya langka, dan harganya selangit. Rakyat bisa mati serentak karena kekurangan bahan makanan bukan mati karena Corona. 
2. Orang rantau yang di kota akan mudik serentak karena libur panjang, Suspect Corona bisa menyebarkan virus secara merata di pedesaan. 
3. Para Kadrun akan ngamuk dan demo karena pemerintah akan dicap anti Islam. 
4. Karakter rakyat Indonesia itu susah diatur dan tidak taat pemerintah, mana tahan mendekam di dalam rumah selama 3 bulan?
5. 20.000 T itu sama dengan APBN selama 10 tahun. China hanya me-LockDown satu kota yaitu Wuhan, nah Indonesia diminta me-LockDown secara nasional. Bisa ga pemerintah menjamin kasih makan rakyat 270 juta jiwa selama minimal 3 bulan? Mungkin bisa dg cara menambah utang negara. Tapi nanti kalau hutang, oposisi akan teriak, "Presiden Tukang Utang", padahal Presiden utang untuk ngasih makan rakyatnya.
6. Pengangguran akan semakin bertambah, karena aktivitas ekspor impor berhenti. 
7. Indonesia seperti negara mati karena nyaris tidak ada aktivitas manusia. 
8. Pak RT bisa marah karena warganya susah diajak ngumpul bareng, padahal sebulan sekali wajib kerja bakti. 

Nah apakah kita sudah siap dengan kondisi seperti itu? 

Menurut saya pribadi, apa yang dilakukan Presiden sudah benar, tidak perlu LockDown. Cukup isolir para Suspect Corona, obati semampunya. Masyakarat tetap produktif, berkerja seperti biasa, menjaga imunitas tubuh, jaga kesehatan, jaga kebersihan dan higienitas. Untuk propinsi - propinsi yang banyak Suspect Corona, tidak perlu LockDown propinsi tersebut, cukup kurangi aktifitas sosial yang melibatkan berkumpulnya orang banyak. 

Saya sebagai pengangguran yang penghasilannya tidak tentu, lebih banyak hidup dijalanan daripada di rumah, sepenuhnya mendukung kebijakan pemerintah. Tidak perlu membandingkan Indonesia dengan China, Singapore, Italy, dll karena masyakarat +62 itu memiliki karakter yang unik dibanding negara - negara lain. 

Bagaimana menurut anda semua ?

Belum ada Komentar untuk "Hadapi Covid-19 (Virus Corona), Mari Baca Doa Qunut Nazilah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel