INGAT: REZEKI ITU ADA DI LANGIT, BUKAN DI BUMI !
Suka banget dengan tulisan ini. Saya nemu
digrup Fb dan agar tidak hilang jejak saya post di sini. Yang jelas kontennya
bagus. Silahkan diaca di bawah ini.
Saya punya
sate langganan di kawasan Condet, Jakarta Timur. Ini sate paling enak di
Jakarta menurut saya. Susah cari lawannya! Dagingnya empuk, dan wanginya
emh.... bikin siapa pun ketagihan.
Anehnya,
warung sate ini bukanya suka2. Tidak ada jam buka dan kadang2 libur mendadak,
tanpa pemberitahuan. Seperti orang yg tidak butuh pelanggan. Kita harus telepon
dulu kalau mau ke sana. Beberapa kali saya nekad datang ke sana tanpa telepon
dulu ternyata warungnya tutup.
Saya tanya:
"Kenapa cara jualannya seperti itu Pak Haji? Pak Haji Ramli penjual sate
kondang itu menjawab dengan enteng: "Rejeki sudah ada yg ngatur, kenapa
harus ngoyo? Kita kan hanya disuruh usaha, soal hasil itu urusan Allah, bukan
urusan kita!"
"Bukan
ngoyo Pak Haji!", jawab saya. "Bapak bisa kehilangan pelanggan kalo
jualannya begitu!"
Pak Haji
tersenyum mendengar komentar saya.
"Kayak
situ yg ngatur rejeki aja!"Kata Pak Haji sambil senyum.
"Jangan
pernah takut kehilangan rejeki...Rejeki itu kita cari bukan jumlahnya, tapi yg
paling penting harus halal biar berkah! Kalau Anda selalu mencari rezeki yg
halal, makin banyak orang yg akan menikmati keberkahannya. Istri Anda, anak
Anda, dan orang2 terdekat, akan menikmati keberkahan dari rejeki Anda. Allah
makin sayang sama Anda. Coba lihat, berapa banyak orang kaya tapi gak bisa
menikmati kekayaanya?" Kata Pak Haji dgn penuh yakin.
"Tapi
Pak Haji, kan gak ada salahnya juga kalau Bapak buka tiap hari! Malah kalau
bisa malam juga buka karena banyak orang suka makan sate malam juga Pak!"
Sergah saya, balik meyakinkan Pak Haji.
"Warung
sate Bapak bisa makin rame dan makin besar!" kata saya lagi.
Pak Haji
Ramli menghela napasnya agak dalam.
"Hai
anak muda, Rezeki itu ada di langit bukan di bumi!"
"Anda
Muslim kan?" Tanya Pak Haji Ramli sambil menatap tajam wajah saya.
"Suka
ngaji gak?"
"Coba
baca, apa kata Qur'an?"
"Cari
nafkah itu siang bukan malam! Malam itu untuk istirahat, bukan untuk
bekerja!" Kata Pak haji balas meyakinkan.
"Saya
cuma mau jualan siang, kalau malam biarlah itu rejekinya tukang sate yg
jualannya malam. Kalau saya lagi gak mau buka karena ada pengajian, yg penting
ngaji. Biarlah orang makan yg lain, gak harus makan sate saya!"
"Dari
jualan sate siang saja saya sudah merasa cukup dan bersyukur, kenapa harus buka
sampe malam?" Pak Haji nyerocos sambil membakar sate.
"Pak
Haji, kalau banyak ngaji berarti banyak liburnya dong?" Tanya saya lagi.
"Ya
biar aja!" Islam nyuruh saya ngaji tiap hari, tidak nyuruh saya jualan
tiap hari!"
"Nih
bunyinya begini kata Allah: "Makin banyak waktumu engkau habiskan untuk
mempelajari Al Qur'an, urusan duniamu Aku yang urus! Mau apa lagi?" Bantah
Pak Haji.
"Coba
liat orang-orang yang kelihatanya kaya itu. Pake mobil mewah, rumahnya mewah.
Tanya mereka, emang hidupnya enak? Pasti lebih enak hidup saya karena saya gak
dikejar target, gak dikejar hutang! Saya 2 minggu sekali pulang ke Tegal,
mancing, naik sepeda lewat sawah-sawah lewat kampung2, bergaul dengan manusia2
yg menyapa dengan tulus. Tak seperti orang kota yg hanya menyapa kalau ada
maunya!", jelas Pak Haji.
"Biarpun
saya naik sepeda tapi batin saya jauh lebih enak daripada naik Jaguar!"
"Saya
bisa menikmati angin yg asli, bukan AC. Bisa denger kodok, jangkrik, dan
binatang2 lainnya, lebih nyaman di kuping daripada dengerin musik di dalam
mobil!"
"Coba
Anda pikir, buat apa kita ngoyo bekerja siang-malam?"
"Jangan-jangan
kita muda kerja keras ngumpulin uang, sudah tua uangnya dipake ngobatin
penyakit kita sendiri karena terlalu kerja keras waktu muda! Itu banyak terjadi
kan? Dan... jangan lupa, Tuhan sudah menakar rejeki kita! Jadi buat apa kita
nguber rejeki sampe malam? Rezeki gak bakal ketuker!! Yang kerja siang ada
bagiannya, begitu juga yang kerja malam!"
"Kalau
kata peribahasa, waktu itu adalah uang. Tapi jangan diterjemahkan tiap waktu
untuk cari uang!"
"Waktu
itu adalah uang, artinya kita harus bisa memanfaatkan sebaik-baiknya karena
waktu tidak bisa diulang. Uang bisa dicari lagi! Waktu lebih berharga dari
uang. Makanya saya lebih memilih waktu daripada uang!"
"Waktu
saya ngobrol dengan Anda ini jauh lebih berharga daripada saya bikin sate.
Kalau saya cuma bikin sate, di mata Anda, saya hanya akan dikenang sebagai
tukang sate. Tapi dengan ngobrol begini semoga saya bisa dikenang bukan cuma
tukang sate, mungkin saya bisa dikenang sebagai orang yang punya arti dalam
hidup Anda sebagai pelanggan saya. Kita bisa bersahabat! Waktu saya jadi
berguna juga buat saya. Begitu juga buat Anda."
"Kalau
Anda merasa ngobrol dengan saya ini sia-sia, jangan lupa ya: Rejeki bukan ada
di kantor Anda tapi di langit! Coba buka Qur'an, itu kata Allah bukan kata
saya. Gak mungkin kan Allah bohong?" Begitu kata Pak Haji Ramli menutup
pembicaraan.
Belum ada Komentar untuk "INGAT: REZEKI ITU ADA DI LANGIT, BUKAN DI BUMI !"
Posting Komentar