Doa Minta Hujan (Istisqo') Yang Ampuh Di Masa Umar Bin Khottob
Pada saat terjadi kemarau panjang, biasanya kaum muslimin
akan melaksanakan sholat Istisqo’ atau sholat minta hujan. Ada doa sholat istisqo’
yang ampuh mustajab yang dibaca para sahabat pada masa Kholifah Umar bin Khottob. Ceritanya,
saat kemarau panjang terjadi pada tahun 18 H sehingga tanah berdebu karena
kekeringan. Kemarau panjang terus mendera. Hingga lewat sembilan bulan,
masyarakat tidak tahan. Mereka melaporkan bencana kekeringan ini kepada
Sayyidina Umar bin Khattab.
Amirul Mukminin Sayyidina Umar lalu mendatangi Sayyidina
Abbas RA untuk berdoa kepada Allah. Benar saja, tidak berapa lama, Allah
menurunkan air hujan kepada mereka.
Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki
dalam Ibanatul Ahkam mengutip doa istisqa yang dibaca oleh Sayyidina Abbas RA
sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ إِنَّهُ لَمْ يُنْزَلْ
بَلَاءٌ إِلَّا بِذَنْبٍ وَلَمْ يُرْفَعْ إِلَّا بِتَوْبَةٍ وَهَذِهِ أَيْدِيْنَا
إِلَيْكَ بِالذُّنُوْبِ وَنَوَاصِيْنَا إِلَيْكَ بِالتَّوْبَةِ فَاسْقِنَا
الغَيْثَ
Allāhumma innahū lam yunzal balā’un illā bi dzanbin, wa lam
yurfa‘ illā bi taubatin. Wa hādzihī aydīnā ilaika bid dzunūb. Wa nawāshīnā
ilaika bit taubah. Fasqinal gaytsa.
Artinya, “Ya Allah, sungguh bala tidak diturunkan kecuali
karena dosa dan ia tidak diangkat kecuali karena tobat. Ini tangan kami
berlumur dosa menyerah kepada-Mu dan ini kepala kami bertobat menghadap-Mu.
Oleh karena itu, turunkan hujan untuk kami,” (Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan
Syekh Alawi Abbas Al-Maliki, Ibanatul Ahkam, [Beirut, Darul Fikr: 1996 M/1416
H], cetakan pertama, juz II, halaman 128).
Adapun berikut ini adalah doa istisqa Sayyidina Abbas RA pada
riwayat lain:
اَللَّهُمَّ إِنَّهُ لَمْ يُنْزَلْ
بَلَاءٌ إِلَّا بِذَنْبٍ وَلَمْ يُكْشَفْ إِلَّا بِتَوْبَةٍ، وَقَدْ تَوَجَّهَ
القَوْمُ بِيْ إِلَيْكَ لِمَكَانِيْ مِنْ نَبِيِّكَ، وَهَذِهِ أَيْدِيْنَا
إِلَيْكَ بِالذُّنُوْبِ وَنَوَاصِيْنَا إِلَيْكَ بِالتَّوْبَةِ فَاسْقِنَا
الغَيْثَ
Allāhumma innahū lam yunzal balā’un illā bi dzanbin, wa lam
yuksyaf illā bi taubatin. Wa qad tawajjahal qawmu bī ilaika li makānī min
nabiyyika. Wa hādzihī aydīnā ilaika bid dzunūb. Wa nawāshīnā ilaika bit taubah.
Fasqinal gaytsa.
Artinya, “Ya Allah, sungguh bala tidak diturunkan kecuali
karena dosa dan ia tidak diangkat kecuali karena tobat. Umat ini tengah
menghadap kepada-Mu melaluiku karena kedudukanku di sisi nabi-Mu (Nabi Muhammad
SAW). Ini tangan kami berlumur dosa menyerah kepada-Mu dan ini kepala kami
bertobat menghadap-Mu. Oleh karena itu, turunkan hujan untuk kami.”
Sebagaimana diketahui, Sayyidina Umar bin Khattab bertawasul
melalui Sayyidina Abbas RA untuk mengatasi bencana kekeringan dan kemarau
panjang yang membuat pasokan air berkurang sebagaimana diriwayatkan oleh Imam
Al-Bukhari.
وَعَنْ أَنَسٍ; - أَنَّ عُمَرَ -
رضي الله عنه - كَانَ إِذَا قَحِطُوا يَسْتَسْقِي بِالْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ
اَلْمُطَّلِبِ. وَقَالَ: اَللَّهُمَّ إِنَّا كُنَّا نَسْتَسْقِي إِلَيْكَ
بِنَبِيِّنَا فَتَسْقِينَا، وَإِنَّا نَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِعَمِّ نَبِيِّنَا
فَاسْقِنَا، فَيُسْقَوْنَ - رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ
Artinya, “Dari Sahabat Anas RA, Amirul Mukminin Umar bin
Khatthab RA ketika masyarakat mengalami kekeringan berkepanjangan bertawasul
dalam istisqa melalui sahabat Sayyidina Abbas bin Abdul Muththallib RA.
Sayyidina Umar RA dalam doa istisqanya mengatakan, ‘Allāhumma innā kunnā
nastaqī ilaika bi nabiyyinā, fa tasqīnā. Wa innā natawassalu ilaika bi ‘ammi
nabiyyinā, fasqinā,’ lalu hujan pun turun kepada mereka,” (HR Bukhari).
Hadits ini menjadi dalil atas (anjuran) permohonan syafaat
terhadap orang baik, orang saleh, dan ahlul bait; keutamaan dan kemuliaan
derajat Sayyidina Abbas di sisi Allah melalui ijabah doa, dan keutamaan
Sayyidina Umar RA atas ketawadhuannya terhadap Sayyidina Abbas RA,
(Syekh Hasan
Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki, Ibanatul Ahkam, [Beirut,
Darul Fikr: 1996 M/1416 H], cetakan pertama, juz II, halaman 129). Wallahu
a‘lam.
Belum ada Komentar untuk "Doa Minta Hujan (Istisqo') Yang Ampuh Di Masa Umar Bin Khottob"
Posting Komentar